Makna,Keutamaan, dan Hikmah Hijrah

Waktu demi waktu telah kita lalui, banyak  kisah  yang  telah  terlewatkan, namun sedikit di antara kita yang menyadari atau  mengerti akan  esensi  yang terkandung  dalam  sejarah  yang pernah dilalui, padahal Allah tidak menjadikan suatu peristiwa dengan sia-sia. Ada ibrah (pelajaran) yang patut diambil dan diingat untuk dijadikan barometer terhadap kehidupan yang akan dijelang. “Sesungguhnya dalam kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.”  (Yusuf: 111).

Banyak sejarah dan peristiwa yang telah digoreskan oleh nabi Muhammad saw. Di antara goresan sejarah yang sangat monumental dalam perjalanan hidup Rasulullah saw adalah peristiwa hijrah Rasulullah saw dan sahabatnya dari kota Mekkah ke kota Madinah. Dalam peristiwa tersebut tampak sosok manusia yang begitu kokoh dalam memegang prinsip yang diyakini, tegar dalam mempertahankan aqidah, dan gigih dalam memperjuangkan kebenaran. Sehingga sejarah pun dengan bangga menorehkan tinta emasnya untuk mengenang sejarah tersebut agar dapat dijadikan tolok ukur dalam pembangunan masyarakat madani dan rabbani, tegak di atas kebaikan, tegas terhadap kekufuran dan lemah lembut terhadap sesama muslim.

Pengertian Hijrah

     Hijrah secara bahasa berarti “tarku” (meninggalkan). “Hijrah ila syai” berarti “intiqal ilaihi ‘an ghairi” (berpindah kepada sesuatu dari sesuatu). Para ulama mengemukakan makna hijrah secara syar’i dengan berbagai definisi.Hijrah adalah perpindahan dari negeri kaum kafir atau kondisi peperangan ke negeri muslim.Hijrah berdasarkan makna Syar’i adalah perpindahan dari negeri orang zalim kenegeri orang-orang adil dengan maksud untuk menyelamatkan agama.Hijrah adalah Meninggalkan negeri yang diperangi (daarul harbi) menuju negeri Islam (daarul Islam)

Yang dimaksud makana khusus hijrah secara syar’i adalah hijrah yang dilakukan oleh Rasulullah saw bersama para sahabatnya semoga Allah meridhai mereka dari kota Mekah menuju Madinah. Dilandasi oleh hadits dari Bukhari dari ibnu Abbas r.a sesungguhnya Nabi SAW ketika futuh Mekah, yang artinya :

” Tidak ada hijrah setelah futuh Mekah akan tetapi hijrah dengan jihad dan niat. Apabila kalian dituntut untuk pergi, pergilah kalian”.

Ada juga hadits yang bertentangan dari hadits di atas,yaitu hadits muawiyah sesungguhnya Nabi SAW bersabda,yang artinya :

”Hijrah tidak pernah terputus hingga terputusnya tobat. Dan tobat tidak akan terputus hingga matahari terbit dari barat”. Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi Ini tempat hijrah yang luas dan rezki yang banyak. barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, Kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), Maka sungguh Telah tetap pahalanya di sisi Allah. dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Makna hijrah menurut Al-Qur’an memiliki beberapa pengertian, dimana kata hijrah disebutkan dalam Al-Qur’an lebih 28 kali di dalam berbagai bentuk dan makna. Adapun makna hijrah itu sendiri seperti yang terkandung dalam ayat-ayat Al-Qur’an adalah sebagai berikut.

  1. Hijrah berarti mencela sesuatu yang benar karena takabur, seperti firman Allah, “Dengan menyombongkan diri terhadap Al-Qur’an itu dan mengucapkan perkataan-perkataan keji” (Al-Mu’minun: 67)
  2. Hijrah berarti pindah dari suatu tempat ke tempat yang lain guna mencari keselamatan diri dan mempertahankan aqidah. Seperti firman Allah, “Barangsiapa yang berhijrah di jalan Allah niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezki yang banyak”. (An-Nisa: 100)
  3. Hijrah berarti pisah ranjang antara suami dan istri, seperti firman Allah, “Dan pisahkanlah mereka dari tempat tidur mereka” (An-Nisa: 34)
  4. Hijrah berarti mengisolir diri, seperti ucapan ayahnya Nabi Ibrahim kepada beliau, “Dan tinggalkanlah aku dalam waktu yang lama”. (Maryam: 46)

 

Hakikat Hijrah

Dari makna hijrah di atas dan melihat perjalanan dakwah Rasulullah saw seperti yang terekam dalam ayat-ayat Al-Qur’an dapat disimpulkan bahwa hakikat hijrah terbagi pada dua bagian, yaitu:

  1. Mensucikan diri

Hijrah dalam arti menjauhi kemaksiatan dan menyembah berhala, seperti dalam firman Allah, “Dan perbuatan dosa, maka jauhilah” (Muddatstsir: 5) dan firman-Nya, “Dan bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan jauhilah mereka dengan cara yang baik.” (Muzammil: 10)

Pada masa itu nasib saw diperintahkan oleh Allah SWT untuk menjauhi diri dari perbuatan keji dan perbuatan dosa,disamping itu Allah SWT pun memerintahkan nabi SAW agar bersabar dari celaan dari orang-orang sekitar yang berbuat keji terhadapnya dengan cara yg baik.

Cara ini pula yang diterapkan oleh Rasulullah dalam berdakwah kepada para sahabatnyahingga pada akhirnya beliau berhasil mencetak generasi yang berjiwa bersih, berhati suci, bahkan membentuk generasi yang ideal, bersih dari kemusyrikan, kekufuran dan kemunafikan, kokoh dan tangguh, dan memiliki ikatan ukhuwah islamiyah yang erat. Padahal sebelumnya mereka tidak mengenal Islam bahkan phobi terhadapnya, namun setelah mengenal Islam dan hijrah ke dalamnya, justru menjadi pionir bagi tegaknya ajaran Islam.

  1. Pindah Dari Suatu Tempat Ke Tempat Yang Lain

Dalam ayat-ayat yang berkenaan tentang hijrah banyak kita temukan bahwa mayoritas dari pengertian hijrah adalah pindah dari suatu tempat ke tempat yang lainnya, ataupun secara spesifik berarti pindah dari suatu tempat yang tidak memberikan jaminan akan perkembangan dan keberlangsungan dakwah Islam serta menjalankan syari’at Islam ke tempat yang memberikan keamanan, ketenangan dan kenyamanan dalam menjalankan syariat Islam tersebut.

Namun, hijrah dalam artian pindah tempat tidak akan berjalan dan terealisir jika hijrah dalam artian yang pertama belum terwujud. Karena bagaimana mungkin seseorang atau kelompok sudi melakukan hijrah (pindah) dengan menempuh perjalanan yang sangat jauh, meninggalkan keluarga, harta dan tempat tinggal ke tempat yang sama sekali belum dikenal, tidak ada sanak famili dan harta menjanjikan di sana kecuali dengan keimanan yang mantap dan keyakinan yang penuh terhadap Allah.

Dengan berhasilnya hijrah yang pertama secara otomatis mereka pun siap melakukan hijrah yang kedua, yang mana tujuannya adalah mempertahankan akidah walaupun taruhannya adalah nyawa. Siap meninggalkan segala apa yang mereka miliki dan cintai, siap berpisah dengan keluarga dan sanak famili, bahkan siap meninggalkan tanah kelahiran mereka.

Keutamaan hijrah

Berhijrah menuju kehidupan yang lebih baik dan memberi manfaat yang lebih besar kepada umat, bangsa, dan negara.

Dengan berhijrah di jalan Allah dan Rasul-Nya maka seseorang akan memperoleh banyak keutamaan. Karenanya semangat hijrah tersebut hendaknya terus terjaga hingga maut menjemput kita.

Ada beberapa keutamaan dalam berhijrah,yaitu      :

  1. Akan diberikan keluasan rezeki.

Barang siapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Barang siapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(QS an-Nisa’ [4]: 100).

  1. Dihapuskan kesalahan-kesalahannya.

Maka, orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan yang dibunuh, pastilah akan Ku-hapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan pastilah Aku masukkan mereka ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, sebagai pahala di sisi Allah. Pada sisi-Nya pahala yang baik.(QS Ali Imran [3]: 195).

  1. Ditinggikan derajatnya di sisi Allah dan mendapatkan jaminan surga-Nya.

Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta, benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan. Tuhan mereka menggembirakan mereka dengan memberikan rahmat dari padanya, keridhaan dan surga, mereka memperoleh di dalamnya kesenangan yang kekal. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (QS at-Taubah [9]: 20-22).

 

  1. Diberikan kemenangan dan meraih keridhaan-Nya.

Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.(QS at-Taubah [9]: 100).

 

Hikmah Hijrah

Ada beberapa hikmah yang dapat kita petik pada saat Nabi SAW berhijrah bersama para sahabatnya,yaitu :

1 .Peristiwa hijrah merupakan perjalanan mempertahankan keimanan

Iman sangat penting dalam mengarungi kehidupan ini, sebab boleh saja seseorang berkeinginan untuk mencapai sesuatu , tetapi segala sesuatu pada akhirnya yang menentukan adalah Allah SWT. Oleh karena itu kalau dalam perjalanan hidup ini kita mengalami sesuatu yang tidak menyenangkan Islam menmgajarkan kepada kita agar bersabar, dan sebaliknya apabila kita mendapatkan sesuatu yang menyenangkan kita harus bersyukur kepada Allah SWT. Rasulullah SAW menyatakan bahwa amat mengagumkan perihal orang-orang yang beriman itu segala sesuatu berakhir dengan nilai baik baginya yaitu apabila dalam kehidupannya mengalami sesuatu yang menyenangkan ia bersyukur sebaliknya apabila mengalami sesuatu yang tidak menyenangkan maka ia senantiasa bersabar.

  1. Hijrah merupakan perjalanan ibadah.
    Pada saat terjadi hijrah, agaknya dikalangan para sahabat terdapat perbedaan motivasi, sehingga Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya segala amal perbuatan tergantung pada niatnya dan bagi orang menurut apa yang diniatkannya. Barangsiapa hijrahnya kepada Allah dan rasul –Nya, maka hijrahnya pada Allah dan rasul-Nya. Barangsiapa yang hijrahnya untuk kesenangan dunia atau karena wanita yang akan dinikahinya, maka hijrahnya kepada apa yang dihijrahi.” (H.R. Muslim)
    Oleh sebab itu, semangat ibadah inilah yang harus menjiwai setiap kali kita menyambut dan memperingati tahun baru hijriyah serta menjiwai segala amal ibadah-ibadah kita sehingga benar-benar diterima oleh Allah SWT.
  2. Hijrah adalah Perjalanan ukhuwah.
    Kita telah mengetahui bagaimana penduduk madinah yang dikenal dengan sahabat Anshar menyambut kedatangan orang Makkah (Kaum Muhajirin) sebagai saudara. Kemudian mereka bergaul dalam suasana Ukhuwah yang berlandaskan satu keyakinan bahwa semua manusia berasal dari Nabi Adam AS yang diciptakan dari tanah. Maka bersatullah orang-orang Muhajirin dengan orang-orang Anshar sebagai saudara yang diikiatoleh akidah Islamiyah.
    Oleh sebab itu, patutlah kaum Muhajirin dan kaum Anshar itu mendapat jaminan dari Allah akan masuk surga sebagaimana yang telah diabadikan dalam Al Qur’an, sebagaimana firman Allah SWT dalam Al Qur’an : “Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar. (Q.S. At Taubah : 100)

 

Kesimpulan

Strategi dakwah Rasulullah di madinah lebih agresif dan besar. Madinah sebagai Negara Islam pertama menjadi nadi pergerak dakwah islam keseluruh dunia. Tapak yang disediakan oleh Rasulullah begitu kokoh sehingga menjadi tauladan kepada pemerintahan Islam hingga kini. Strategi yang bersumberkan kepada dua perundangan utama yaitu al-Quran dan Hadits menjadi intipati kekuatan perancangan Isla dalam menegakkan kalimah Tauhid.

Sukses hijrah Nabi Muhammad SAW ditandai,antara lain,keberhasilannya mencerdaskan masyarakat Muslim yang bodoh menjadi cerdas,mensejahterakan social ekonomi umat dan masyarakat dengan asas keadilan dan pemerataan,serta penegakan nilai etik-moral dan norma hokum yang tegas. Pendeknya,Nabi Muhammad SAW berhasil membangun kesalehan ritual yang parallel dengan kesejahteraan material,ketaatan,individual yang seiring dengan kepatuhan social dan terwujudnya kesejahteraan duniawiahtemporal yg seimbang dengan keberkahan yang kekal.

Sebuah fakta sejarah kemudian membuktikan bahwa proses penyebaran Islam dengan dakwah jauh lebih cepat dan berkembang pada periode Madinah ini di bandingkan periode Mekkah. Selain itu juga di Madinah,Rasulullah dan Umat Islam berhasil membangun tata peradaban baru,tata pemerintahan,tata ekonomi dn social yang demikian pesat perkebangannya.

 

Sumber

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *